INOVASI PEMBELAJARAN E-LEARNING
DALAM MEWUJUDKAN PENDIDIKAN BERKARAKTER 4.0
Riki Subagja
Rikisubagja997@gmai.com
Sekolah Tinggi Agama
Islam Siliwangi Bandung
Inovasi berasal dari bahasa Inggris innovation berarti perubahan. Inovasi
dapat kita definisikan sebagai suatu proses kegiatan atau pemikiran manusia
untuk menemukan sesuatu yang baru yang berkaitan dengan input, proses, dan
output, serta dapat memberikan manfaat dalam kehidupan manusia. Inovasi yang berkaitan
dengan input diartikan sebagai pola-pola pemikiran atau ide manusia yang
disumbangkan pada temuan baru. Adapun inovasi yang berkaitan dengan proses
lebih banyak berorientasi pada metode, teknik, ataupun cara berkerja dalam
rangka menghasilkan sesuatu yang baru. Selanjutnya, inovasi yang berkaitan
dengan output berdasarkan definisi tersebut lebih ditujukan pada hasil yang
telah dicapai terutama penggunaan pola pemikiran dan metode atau teknik kerja
yang telah dilakukan. Ketiga elemen dalam inovasi tersebut sesungguhnya membentuk
suatu kesatuan yang utuh.
Arus globalisasi sudah tidak terbendung masuk ke Indonesia.
Disertai dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, dunia kini memasuki
era revolusi industri 4.0,yakni menekankan pada pola digital economy, artificial intelligence, big data, robotic, dan lain
sebagainya atau dikenal dengan fenomena disruptive
innovation.
Inovasi ini juga mampu mengganggu atau merusak pasar yang sudah ada dan lebih
mampu menggantikan teknologi yang sudah ada.
Dengan demikian untuk menghadapi tantangan ini maka pendidikan dituntut
untuk berubah juga. Era pendidikan yang
dipengaruhi oleh revolusi industri 4.0 disebut Pendidikan 4.0. Pendidikan 4.0
merupakan pendidikan yang
bercirikan pemanfaatan teknologi digital dalam proses pembelajaran atau dikenal
dengan sistem siber (cyber system). Sistem ini mampu membuat proses
pembelajaran dapat berlangsung secara kontinu tanpa batas ruang dan batas
waktu.
Untuk itu dibutuhkan inovasi dalam
menciptakan pendidikan 4.0 (Education 4.0). salah satunya adalah penggunaan e-learning
sebagai media pembelajaran.
E-learning
adalah teknologi informasi dan komunikasi untuk mengaktifkan siswa untuk
belajar kapanpun dan dimanapun (Dahiya,2012) Pembelajaran elektronik atau e-learning
telah dimulai pada tahun 1970-an (Waller and Wilson, 2001). Berbagai istilah
digunakan untuk mengemukakan pendapat/gagasan tentang pembelajaran elektronik,
antara lain adalah: online learning, internet-enabled learning,
virtual learning, atau web-based learning. Ada 3 (tiga) hal penting
sebagai persyaratan kegiatan belajar elektronik (e-learning), yaitu: (a)
kegiatan pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan jaringan, dalam hal ini
dibatasi pada penggunaan internet, (b) tersedianya dukungan layanan belajar
yang dapat dimanfaatkan oleh peserta belajar, misalnya External Harddisk,
Flaskdisk, CD-ROM, atau bahan cetak, dan (c) tersedianya dukungan layanan
tutor yang dapat membantu peserta belajar apabila mengalami kesulitan. Di
samping ketiga persyaratan tersebut di atas masih dapat ditambahkan persyaratan
lainnya, seperti adanya: (a) lembaga yang menyelenggarakan dan mengelola
kegiatan e-learning, (b) sikap positif dari peserta didik dan tenaga
kependidikan terhadap teknologi komputer dan internet, (c) rancangan sistem
pembelajaran yang dapat dipelajari dan diketahui oleh setiap peserta belajar,
(d) sistem evaluasi terhadap kemajuan atau perkembangan belajar peserta
belajar, dan (e) mekanisme umpan balik yang dikembangkan oleh lembaga
penyelenggara.
Istilah e-learning banyak memiliki arti karena bermacam
penggunaan elearning saat ini. Pada dasarnya, e-learning memiliki
dua tipe yaitu synchronous dan asynchronous. Synchronous berarti
pada waktu yang sama. Proses pembelajaran terjadi pada saat yang sama antara pendidik
dan peserta didik. Hal ini memungkinkan interaksi langsung antara pendidik dan
peserta didik secara online. Dalam pelaksanaan, synchronous training
mengharuskan pendidik dan peserta didik mengakses internet secara bersamaan.
Pendidik memberikan materi pembelajaran dalam bentuk makalah atau slide
presentasi dan peserta didik dapat mendengarkan presentasi secara langsung
melalui internet. Peserta didik juga dapat mengajukan pertanyaan atau komentar secara
langsung ataupun melalui chat window. Synchronous training merupakan
gambaran dari kelas nyata, namun bersifat maya (virtual) dan semua peserta
didik terhubung melalui internet. Synchronous training sering juga
disebut sebagai virtual classroom.
Asynchronous berarti tidak pada waktu bersamaan. Peserta didik
dapat mengambil waktu pembelajaran berbeda dengan pendidik memberikan materi. Asynchronous
training popular dalam e-learning karena peserta didik dapat mengakses
materi pembelajaran dimanapun dan kapanpun. Peserta didik dapat melaksanakan
pembelajaran dan menyelesaikannya setiap saat sesuai rentangjadwal yang sudah
ditentukan. Pembelajaran dapat berbentuk bacaan, animasi, simulasi, permainan
edukatif, tes, quis dan pengumpulan tugas.
Komponen yang membentuk e-learning
menurut Romisatriawahono (2008) adalah infrastruktur e-learning, Sistem
dan aplikasi e-learning dan konten e-learning. Infrastruktur e-learning
merupakan peralatan yang digunakan dalam e-learning yang dapat berupa Personal
Computer ((PC) yaitu komputer yang dimiliki secara pribadi, jaringan komputer
yaitu kumpulan dari sejumlah perangkat berupa komputer, hub, switch, router, atau
perangkat jaringan lainnya yang terhubung dengan menggunakan media komunikasi
tertentu., internet yang merupakan singkatan dari Interconnection Networking
yang diartikan sebagai komputer-komputer yang terhubung di seluruh dunia dan
perlengkapan multimedia yaitu alat-alat media yang menggabungkan dua unsur atau
lebih media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan
animasi secara terintegrasi. Termasuk di dalamnya peralatan teleconference
yaitu pertemuan jarak jauh antara beberapa orang yang fisiknya berada pada
lokasi yang berbeda secara geografis apabila kita memberikan layanan synchronous
learning yakni proses pembelajaran terjadi pada saat yang sama ketika
pengajar sedang mengajar dan murid sedang belajar melalui teleconference.
Sistem dan aplikasi e-learning,
Sistem dan aplikasi e-learning yang sering disebut dengan Learning
Management System (LMS), yang merupakan sistem perangkat lunak yang
memvirtualisasi proses belajar mengajar konvensional
untuk administrasi, dokumentasi, laporan suatu program pelatihan, ruangan kelas
dan peristiwa online, program e-learning, dan konten pelatihan, misalnya,
segala fitur yang berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar seperti
bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem
penilaian, serta sistem ujian online yang semuanya terakses dengan internet.
Konten e-learning, Konten e-learning merupakan konten dan bahan
ajar
yang ada pada e-learning
sistem (LMS). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk misalnya Multimedia-based
Content atau konten berbentuk multimedia interaktif seperti multimedia pembelajaran
yang memungkinkan kita menggunakan mouse, keyboard untuk mengoperasikannya atau
Text-based Content yaitu konten berbentuk teks seperti pada buku
pelajaran yang ada di wikipedia.org, ilmukomputer.com, dsb. Biasa disimpan
dalam Learning Management System (LMS) sehingga dapat dijalankan
oleh peserta didik kapan pun dan dimana pun. Sedangkan pelaku utama yang ada
dalam pelaksanakan e-learning dapat dimaksudkan sama dengan proses
belajar mengajar konvensional, yaitu perlu adanya pengajar (dosen) yang membimbing
siswa (peserta didik) yang menerima bahan ajar dan administrator yang mengelola
administrasi dan proses belajar mengajar.
E-learning dalam Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran secara online dapat
diselenggarakan dalam berbagai cara berikut (1) Proses pembelajaran secara
konvensional (lebih banyak face to face meeting) dengan tambahan pembelajaran
melalui media interaktif komputer melalui internet atau menggunakan grafik
interaktif komputer. (2) Dengan metode campuran, yakni sebagian besar proses
pembelajaran dilakukan melalui komputer, namun tetap juga memerlukan face to
facemeeting untuk kepentingan tutorial atau mendiskusikan bahan ajar. (3)
Metode pembelajaran yang secara keseluruhan hanya dilakukan secaraonline,
metode ini sama sekali tidak ditemukan face to face meeting.
Model pembelajaran yang dikembangkan
melalui e-learning menekankan pada resource based learning, yang
juga dikenal dengan learner-centered learning. Dengan model ini, peserta
didik mampu mendapatkan bahan
ajar dari tempatnya masing-masing (melalui personal computer di rumah masing-masing
atau di kantor). Keuntungan model pembelajaran seperti ini adalah tingkat
kemandirian peserta didik menjadi lebih baik dan kemampuan teknik komunikasi mereka yang menunjukkan kemajuan yang
menggembirakan. Dengan model ini, komunikasi antar
peserta didik dengan staf pengajarberlangsung
secara bersamaan atau sendiri-sendiri melalui dukungan jaringan komputer.
Model pembelajaran berbasis teknologi
informasi dengan menggunakan
e-learning berakibat
pada perubahan budaya belajar dalam kontek pembelajarannya.
Setidaknya ada empat komponen penting dalam membangun budaya belajar dengan menggunakan model e-learning di
sekolah, keempat komponen itu ialah (1)
Peserta didik dituntut secara mandiri dalam belajar dengan berbagai pendekatan yang sesuai agar siswa mampu
mengarahkan, memotivasi, mengatur dirinya sendiri
dalam pembelajaran. (2) Pendidik mampu mengembangkan
pengetahuan dan ketrampilan, memfasilitasi dalam pembelajaran, memahami belajar dan hal-hal yang dibutuhkan dalam pembelajaran.
(3) Tersedianya infrastruktur yang memadai (4) Adanya administrator yang kreatif serta penyiapan infrastrukur
dalam memfasilitasi pembelajaran.
Dalam aplikasi e-learning, bukan
hanya peserta didik yang dituntut
untuk menguasai keahlian tertentu, namun seorang
pendidik juga dituntut memiliki beberapa kompetensi
yang harus ia miliki agar program e-learning yang di jalankannya bisaberjalan dengan baik. Ada tiga
kompetensi dasar yang harus dimiliki pendidik
untuk menyelenggarakan model pembelajaran e-learning, yaitu (1) Kemampuan untuk membuat desain instruksional (instructional
design) sesuai dengan kaidah-kaidah pedagogis yang dituangkan dalam rencana pembelajaran. (2) Penguasaan teknologi dalam pembelajaran
yakni pemanfaatan internet sebagaisumber
pembelajaran dalam rangka mendapatkan materi
ajar yang up to date dan berkualitas. (3) Penguasaan materi pembelajaran
(subject metter) sesuai dengan bidangkeahlian
yang dimiliki.
Beberapa hal perlu dicermati dalam
menyelenggarakan program e-learning digital Classrooma dalah pendidik
menggunakan internet dan email untuk berinteraksi dengan peserta didik
dan mengukur kemajuan belajarnya, peserta didik mampu mengatur waktu belajar,
dan pengaturan efektifitas pemanfaatan internet dalam ruangmultimedia. Dengan
mencermati perkembangan teknologi informasi dalam dunia pendidikan dan beberapa
komponen penting yang perlu disiapkan dalam mengembangkan program e-learning
makaprogram e-learning bukanlah suatu yang tidak mungkin untuk diwujudkan.
Strategi Penggunaan E-learning
Strategi penggunaan e-learning
untuk menunjang pelaksanaan proses belajar, diharapkan dapat meningkatkan daya
serap dari peserta didik atas materi yang diajarkan; meningkatkan partisipasi
aktif dari peserta didik; meningkatkan kemampuan belajar mandiri peserta didik;
meningkatkan kualitas materi pendidikan dan pelatihan, meningkatkan kemampuan
menampilkan informasi dengan perangkat teknologi informasi, memperluas daya
jangkau proses belajar mengajar dengan menggunakan internet, tidak terbatas
pada ruang dan waktu.
Untuk mencapai hal-hal tersebut di atas,
dalam pengembangan suatu aplikasi e-learning perlu diperhatikan bahwa
materi yang ditampilkan harus menunjang penyampaian informasi yang benar, tidak
hanya mengutamakan sisi keindahan saja; memperhatikan dengan seksama teknik
belajar-mengajar yang digunakan; memperhatikan teknik evaluasi kemajuan peserta
didik dan penyimpanan data kemajuan peserta didik.
Materi dari proses pembelajaran dapat diambil
dari sumber-sumber yang valid dan dengan teknologi e-learning, materi
bahkan dapat diproduksi berdasarkan sumber dari tenaga-tenaga ahli (experts).
Misalnya, tampilan video digital yang menampilkan seorang ahli pemasaran
menunjukkan bagaimana caranya melakukan penataan produk dalam suatu retail.
Dengan animasi 3 dimensi dapat ditunjukkan bagaimana langkah-langkah penyusunan
dengan benar dalam menerapkan strategi penyusunan produk untuk berbagai macam
jenis produk yang berbeda. Dalam penerapan teknologi seperti penggunaan e-learning,
perlu di formulasikan strategi yang jelas sebagai acuan. Penyusunan strategi e-learning
seperti disampaikan Empy (2005) berguna untuk (1) memperjelas tujuan pelatihan
atau pendidikan yang ingin dicapai (2) mengetahui sumber daya yang dibutuhkan
(3) membuat semua pihak yang terlibat untuk tetap mengacu pada tujuan yang
sama. (4) mengetahui pengukuran keberhasilan.
Strategi
e-learning melibatkan empat tahap yaitu analisis, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi. Analisis, factor-faktor yang perlu dianalisis diantaranya
kebutuhan organisasi dalam melihat keadaan sekarang dan keberadaan e-learning
dalam memberikan dampak positif. Selain kebutuhan organisasi juga perlu
dianalisis tentang infrastruktur organisasi terhadap pelaksanaan penggunaan e-learning.
Perencanaan, aspek perencanaan yang harus ditinjau yaitu network, learning
management system, materi dan manajemen pengelolaan. Pelaksanaan, tahap ini
memerlukan keahlian project management yang baik untuk memastikan
koordinasi dan eksekusi pekerjaan sesuai rencana dan tidak menyimpang dari
tujuan dan strategi. Evaluasi, setelah melaksanakan rencana penerapan e-learning,
selanjutnya menilai keberhasilan program.
Manfaat E-learning
E-learning
dapat membawa suasana baru dalam ragam pengembangan pembelajaran. Pemanfaatan e-learning
dengan baik dapat meningkatkan hasil pembelajaran dengan maksimal. Beberapa
manfaat dari e-learning diantaranya menurut Rohmah (2016) (1) dengan
adanya e-learningmaka dapat mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat
biaya studi lebih ekonomis (2) E-learning mempermudah interaksi antara
peserta didik dengan bahan materi, (3) Pesertadidik dapat saling berbagi
informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajarsetiap saat dan
berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didikdapat lebih
memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran (4) Dengan e-learning
proses pengembanganpengetahuan tidak hanya terjadidi dalam ruangan kelas
saja, tetapi dengan bantuan peralatan komputer danjaringan, para siswa dapat
secara aktif dilibatkan dalam proses belajar-mengajar.
Manfaat e-leraning
bagi dunia pendidikan secara umum, yaitu: (1) Fleksibilitas
tempat dan waktu, jika pembelajaran konvensional di kelasmengharuskan siswa
untuk hadir di kelas pada jam-jam tertentu, maka e-learning memberikan fleksibilitas
dalam memilih waktu dan tempat untuk mengakses pelajaran. (2) Independent
learning, e-learning memberikan kesempatan bagi pembelajaruntuk memegang kendali
atas kesuksesan belajar masing-masing, artinyapembelajar diberi kebebasan untuk
menentukan kapan akan mulai, kapanakan menyelesaikan, dan bagian mana dalam
satu modul yang ingin dipelajarinya terlebih dulu. Jika ia mengalami kesulitan,
ia bisa mengulang-ulang lagi sampai ia merasa mampu memahami. Pembelajar juga bisa
menghubungi instruktur, narasumber melalui email atau ikut dialog interaktif
pada waktu-waktu tertentu. Banyak orang yang merasa cara belajar independen
seperti ini lebih efektif daripada cara belajar lainnya yang memaksakannya
untuk belajar dengan urutan yang telah ditetapkan. (3) Biaya, banyak biaya yang
bisa dihemat dari cara pembelajaran dengan elearning. Secara finansial,
biaya yang bisa dihemat, antara lain biaya transportasi Ke tempat belajar dan
akomodasi selama belajar, biaya administrasi pengelolaan, Penyediaan sarana dan
fasilitas fisik untuk belajar. (4) Fleksibilitas kecepatan pembelajaran, e-learning
dapat disesuaikan dengankecepatan belajar masing-masing siswa. Apabila
siswa belum mengerti dan memahami modul tertentu, maka ia dapat mengulanginya
lagi sampai ia paham. (5) Standarisasi pengajaran, pelajaran e-learning selalu
memiliki kualitas sama setiap kali diakses dan tidak tergantung suasana hati
pengajar. (6) Efektifitas pengajaran, penyampaian pelajaran e-learning dapat
berupasimulasi dan kasus-kasus, menggunakan bentuk permainan dan menerapkan teknologi
animasi canggih. (7) Kecepatan distribusi, e-learning dapat dengan cepat
menjangkau ke seluruhpenjuru, tim desain hanya perlu mempersiapkan bahan
pelajaran secepatnyadan menginstal hasilnya di server pusat e-learning.
(8) Ketersediaan On-Demand, e-learning dapat diakses sewaktu-waktu. (9)
Otomatisasi proses administrasi, e-learning menggunakan suatu Learning
Management System (LMS) yang berfungsi sebagai platform pelajaran-pelajaran
e-learning. LMS berfungsi pula menyimpan data-data pelajar,pelajaran, dan
proses pembelajaran yang berlangsung.
Dengan demikian penerapan e-learning
di perguruan tinggi diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain (1) Adanya
peningkatan interaksi mahasiswa dengan sesamanya dan dengan dosen (2)
Tersedianya sumber-sumber pembelajaran yang tidak terbatas (3) E-learning
yang dikembangkan secara benar akan efektif dalam meningkatkan kualitas lulusan
dan kualitas perguruan tinggi (4) Terbentuknya komunitas pembelajar yang saling
berinteraksi, saling memberi dan menerima serta tidak terbatas dalam satu
lokasi (5) Meningkatkan kualitas dosen karena dimungkinkan menggali informasi secara
lebih luas dan bahkan tidak terbatas.
Dafar Pustaka
Dahiya,S., Jaggi, S.,
Chaturvedi, K.K., Bhardwaj, A., Goyal, R.C. and Varghese,C., 2016. An eLearning
System for Agricultural Education. Indian Research Journal of Extension Education,
12(3), pp.132-135.
Empy Effendi, Hartono Zuang
.2005. E-learning Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Penerbit Andi Yogyakarta
Hakim, A.B., 2016.
Efektifitas Penggunaan E-Learning Moodle, Google Classroom Dan Edmodo. I-STATEMENT:
Information System and Technology Management (e-Journal), 2(1).
Makmur., dan Rohana Thahier. 2015. Inovasi Dan Kreativitas Manusia.
Bandung: PT Refika Aditama
Muhammad, S., 2014.
Efektivitas Pembelajaran Media E-Learning Berbasis Web Dan Konvensional Terhadap
Tingkat Keberhasilan Belajar Mahasiswa (Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Bina Darma Palembang). SNASTIKOM 2014, 1.
Rohmah,L., 2016. Konsep E-Learning Dan Aplikasinya Pada
Lembaga Pendidikan Islam. An-Nur, 3(2).
Romisatriawahono.(2008).[online]AvailableFTP:http://www.romisatriawahono.net/2008/01/23.
<script async custom-element="amp-auto-ads" src="https://cdn.ampproject.org/v0/amp-auto-ads-0.1.js"> </script>