Minggu, 31 Desember 2017

Teori empirisme, nativisme, kovergensi

                                                                             BAB II
                                                                     PEMBAHASAN
A. Pengertian Empirisme
        Istilah empirisme diambil dari bahasa Yunani empiria yang berarti coba-coba atau pengalaman.Sebagai doktrin, empirisme adalah lawan rasionalisme. Oleh karena itu, adanya kemajuan ilmu pengetahuan dapat dirasakan manfaatnya, maka pandangan terhadap filsafat mulai merosot. ilmu pengetahuan besar sekali manfaatnya bagi kehidupan. Kemudian beranggapan bahwa pengetahuan yang bermanfaat, pasti dan benar hanya di peroleh lewat indera (empiri), dan empirislah satu-satunya sumber. Pemikiran tersebut lahir dengan nama empirisme. Empirisme adalah salah satu aliran yang menekankan peranan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan serta pengalaman itu sendiri, dan mengecilkan peranan akal.
Empirisme, berpendirian bahwa semua pengetahuan diperoleh lewat indra. Indra memperoleh kesan-kesan dari alam nyata, untuk kemudian kesan-kesan tersebut berkumpul dalam diri manusia, sehingga menjadi pengalaman.Untuk memahami inti filsafat empirisme perlu memahami dulu dua ciri pokok empirisme yaitu mengenai makna dan tiori tentang pengetahuan.
1. Filsafat empirisme tentang teori makna, teori makna dan empirisme selalu harus dipahami lewat penafsiran pengalaman. Oleh karena itu, bagi orang empiris jiwa dapat dipahami sebagai gelombang pengalaman kesadaran, materi sebagai pola jumlah yang dapat di indra dan dihubungkan kualitas sebagai urutan pristiwa yang sama.
2. Filsafat emperisme tentang teori pengetahuan, menurut orang rasionalis ada beberapa kebenaran umum seperti setiap kejadian tentu mempunyai sebab, dasar-dasar matematika, dan beberapa prinsip dasar etika, dan kebenaran-kebenaran itu benar dengan sendirinya.
Tokoh-tokoh Dalam Aliran Empirisme
Diantara tokoh dan pengikut aliran empirisme adalah Francis Bacon, Thomas Hobbles, David Home dan Jhon Lock, Sebagai berikut :
1. Francis Bacon (1210-1292 M)
Menurut Francis Bacon bahwa pengetahuan yang sebenarnya adalah pengetahuan yang diterima orang melalui persentuhan indrawi dengan dunia fakta.Pengalaman merupakan sumber pengetahuan sejati.Kata Bacon selanjutnya, kita sudah terlalu lama dpengaruhi oleh metode deduktif.Dari dogma-dogma diambil kesimpulan, itu tidak benar, haruslah kita sekarang memperhatikan yang konkret mengelompokkan, itulah tugas ilmu pengetahuan.
2. Thomas Hobbles (1588-1679 M)
Pendapatnya tentang ilmu filsafat yaitu suatu ilmu pengetahuan yang sifatnya umum.Karena filsafat adalah suatu ilmu pengetahuan Tentang akibat-akibat atau tentang gejala-gejala yang diperoleh dari sebab-sebabnya.Sasaran filsafat adalah fakta yaitu untuk mencari sebab-sebabnya.Segala yang ada ditentukan oleh sebab, sedangkan prosesnya sesuai dengan hukum ilmu pasti/ilmu alam.
Menurut Thomas Hobbles berpendapat bahwa pengalaman  indrawi sebagai permulaan segala pengenalan. Hanya sesuatu yang dapat disentuh dengan indralah yang merupakan kebenaran. Pengetahuan intelektual (rasio) tidak lain hanyalah merupakan pengabungan data-data indrawi belaka. Pengikut aliran empirisme Thomas Hobbles yang lain diantaranya : Jhon Locke (1632-1704 M), David Hume (1711-1776 M), Geege Berkeley(1665-1753 M).
  Ide pokok Empirisme
a. pandangan bahwa sebuah idea tau gagasan merupakan abstraksi yang dibentuk dengan menggabungkan apa yang dialami.
b. Pengalaman inderawi adalah satu-satunya sumber pengetahuan dan bukan akal atau rasio.
c. Semua yang kita ketahui pada akhirnya bergantung pada data indrawi.
d. Semua pengetahuan turun secara langsung, atau disimpulkan secara tidak langsung dari data indrawi (kecuali beberapa kebenaran definisional logika dan matematika
e. Akal budi sendiri tidak dapat memberikan kita pengetahuan tentang realitas tanpa acuan pada pengalaman inderawi dan penggunaan panca indera kita. Akal budi mendapat tugas untuk mengolah bahan-bahan yang diperoleh dari pengalaman.
f. Empirisme sebagai filsafat pengalaman, mengakui bahwa pengalaman sebagai satu-satunya sumber pengetahuan. Tokoh-tokoh empirisme dibangun oleh Francis Bacon (1210-1292) dan Thomas Hobbes (1588-1679), namun mengalami sistematisasi pada 2 tokoh berikutnya John Locke dan David Hume



B. Pengertian Teori Nativisme
Kata Nativisme sendiri merupakan penyerapan kata yang berasal dari natus (lahir) atau nativus (bawaan lahir).Yaitu sebuah pandangan bahwa setiap manusia sudah memiliki kekuatan atau potensi dasar bawaan yang didapatkan secara hereditas (diturunkan secara alami).
Teori Nativisme dalam psikologi pendidikan ini bersumber kepada Leibnitzian Tradition, yaitu tradisi yang memusatkan potensi dalam diri individu manusia. Bahwa setiap hasil perkembangan manusia,  akan ditentukan secara genetik dari garis keturunan orang tuanya.Atau dengan kata lain, potensi yang muncul tersebut, ditentukan oleh pertumbuhan dan perkembangan manusia  itu sendiri dalam tiap proses penerimaan ilmu pengetahuan. Adapun Yang menjadi ciri khas dalam teori ini adalah bahwa lingkungan tidak dianggap memberikan kontribusi apapun terhadap pengetahuan manusia.
Menurut Schopenhauer, seorang tokoh yang paling berpengaruh dalam teori Nativisme mengatakan bahwa hakikatnya, “kemauan tiap diri manusia” itu sendirilah yang mewujudkan pembawaan dan bakat yang dimaksudkan. Dengan adanya pemikiran yang demikian, Ajaran Nativisme kerap disebut sebagai aliran pesimisme. Karena bagaimanapun usaha yang dilakukan manusia untuk mengasah kemampuan dalam bidang pengetahuan yang “bukan bawaannya”, selamanya ia tidak akan menguasai bidang tersebut. Namun sebagian filsuf tidak memandang demikian, malah menganggap teori ini sebagai dorongan kepada bakat terpendam yang ada dalam tiap diri manusia.




Tujuan Teori Nativisme
Dengan pemahaman aliran nativisme, maka setiap pendidikan dan perkembangan manusia bertujuan untuk :
1. Menemukan bakat terpendam yang dimiliki
Dengan faktor-faktor diatas, maka setiap manusia diharapkan untuk mampu menemukan apa yang menjadi potensi diri atau bakat alaminya.
2. Mengasah kompetensi diri sehingga menjadi ahli
Merujuk pada faktor pertumbuhan anak, maka setiap manusia dapat mengembangkan minat dan bakatnya. Tidak hanya sampai disitu, bahkan tiap manusia akan mencapai label sebagai manusia yang memiliki kompetensi dan berkemampuan menjadi yang terbaik.
3. Memotivasi tiap individu untuk menentukan sebuah pilihan
Dengan keyakinan pembawaan yang dipaparkan, maka setiap manusia diharapkan mampu berkomitmen dan bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang menjadi pilihan dalam hidupnya.




C. Teori konvergensi
Secara bahasa yaitu berasal dari bahasa Inggris dari kata verge yang artinya menyatu, mendapat awalan con yang artinya menyertai, dan mendapat akhiran ance sebagai pembentuk kata benda.Sedangkan secara istilah konvergensi mengandung arti perpaduan antara entitas luar dan dalam, yaitu antara lingkungan sosial dan hereditas.kamus Inggris Convergence yang artinya pertemuan pada satu titik. dalam kamus psikologi yang dimaksud aliran konvergensi adalah interaksi antara faktor hereditas dan faktor lingkungan dalam proses perkembangan tingkah laku.
Sumadi Surya Brata menegaskan teori konvergensi yaitu bahwa dalam perkembangan individu itu baik dasar atau pembawaan maupun lingkungan memainkan peranan penting, bakat kemungkinan telah ada pada masing-masing individu; akan tetapi bakat yang sudah tersedia itu perlu menemukan lingkungan yang sesuai supaya dapat berkembang.
Jadi Menurut aliran ini, hereditas tidak akan berkembang secara wajar apabila tidak diberi rangsangan dari faktor lingkungan. Sebaliknya, rangsangan lingkungan tidak akan membina perkembangan tingkah laku baik tanpa didasari oleh faktor hereditas. Penentuan kepribadian seseorang ditentukan oleh kerja yang integral (potensi bawaan) maupun faktor eksternal (lingkungan).
Teori konvergensi ini dipelopori oleh William Lois Stern (1871-1936), Stern adalah salah satu pelopor dari psikologi modern dan perannya terletak dalam kemampuannya untuk menyatukan teori-teori yang saling bertentangan untuk menerangkan tingkah laku, yaitu antara aliran nativisme dan aliran empirisme. Beliau lahir di Jerman di kota Berlin pada tanggal 29 April 1871. tetapi meninggal di Amerika Serikat yaitu di Durham, North California pada tanggal 27 Maret 1938.
Aliran konvergensi lahir dikarenakan adanya perbedaan pendapat tentang dua faktor yang mempengaruhi perkembangan akhlak anak, yaitu faktor hereditas (keturunan) dan Milliu (lingkungan).
D. Konsep Fitrah Pendidikan Islam
Metode dalam pendidikan islam merupakan suatu metode yang khas dan tersendiri, baik dari segi alat-alat maupun segi tujuan-tujuannya, dengan suatu bentuk yang nyata dan menarik perhatian serta membangkitkan minat untuk memiliki sumber ideologinya yang khas dalam perjalanan sejarah. Ruang lingkup dan keleluasaan system pendidikan islam tidak boleh keluar dari keterpaduan tujuan dan cara. Didalam sistem pendidikan islam terdapat satu cara dan satu tujuan untuk dapat menyatukan kepribadian yang pecah untuk dapat mencapai satu tujuan yang lurus dan bulat. Inilah keistimewaan dari system pendidikan islam yang berbeda dengan system pendidikan buatan manusia yang pada umumnya memiliki tujuan yang relative sama meskipun alat-alat yang digunakan untuk memenuhi tujuan tersebut berbeda-beda sesuai dengan pengaruh lingkungan dan kondisi sejarah, social, politik dan sebagainya. System pendidikan buatan manusia pada umumnya bermuara dalam suatu tujuan pendidikan yaitu membentuk “ nasionalisme sejati “. Sedangkan islam, tidak mengurung dirinya pada batas-batas yang sempit itu dan tidak hanya berusaha membentuk “ nasionalis sejati “ akan tetapi berusaha untuk mewujudkan suatu tujuan yang lebih besar dan menyeluruh, yaitu membentuk “ manusia sejati”.
Dalam melaksanakan pendidikan islam,peranan pendidik sangat penting dalam proses pendidikan karena dia yang bertanggung jawab dan menetukan arah pendidikan tersebut.Oleh karena itu Al Qalqasyandi seorang pendidi islam pada zaman Khalifah Fatimiyah di Mesir mengajukan beberapa syarat bagi seorang pendidik islam,yaitu:
1. Syarat fisik,meliputi:
a. bagus badannya
b. manis muka/berseri-seri
c. lebar dahinya
d. dahinya terbuka dari rambutnya (besih).
2. Syarat psikis,meliputi:
a. berakal (sehat akalnya)
b. tajam pemahamannya
c. hatinya beradab
d. adil
e. bersifat perwira
f. lurus dada
g. bila berbicara hatinya lebih dahulu terbayang dalam hatinya
h. perkataannya jelas dan mudah dipahami
i. memilih perkataan yang mulia dan baik
j. menjauhi sesuatu yang membawa kepada perkataan yang tak jelas.
Ciri-ciri Khas Sistem Pendidikan Islam
Metodologi islam dalam melakukan pendidikan adalah dengan melakukan pendidikannya menyeluruh terhadap wujud manusia,sehingga tidak ada yang tertinggal dan terabaikan sedikit pun,baik segi jasmani maupun rohani,baik kehidupannya secara fisik maupun secara mental,dan segala kegiatannya di bumi ini.
Islam mengakui wujud manusia secara utuh,tanpa mengurangi nilainya dan merusak kemampuannya sedikit pun.Islam mengakui kebutuhan-kebutuhan spiritual wujud manusia beserta segala daya yang terkandung didalamnya.Islam memberikan segala yang diperlukannya seperti akidah,nilai-nilai dan harga diri,dan menyokong daya-daya yang ada padanya untuk memperbaiki eksistensi mental dan kejelekan-kejelekan yang terdapat dalam masyarakat.
Islam tidak hanya menonjol dalam memperhatikan semua segi eksistensi manusia dan tidak mengabaikan sedikit pun berbagai macam daya yang terdapat didalamnya.Tetapi yang paling menonjol adalah bahwa islam sejalan dengan fitrah dalam hal-hal yang lebih jauh dari itu.
Islam disamping yakin akan adanya banyak segi manusia yaitu jasmani, akal dan rohaninya dengan berbagi kebutuhan daya setiap segi itu, meyakini pula kesatuan dan keterpaduan wujud manusia tersebut dan tidak mungkin dipisah-pisahkan satu dengan yang lain.Fitrah manusia berjalan menurut garis yang telah diciptkan Allah SWT. Dengan demikian jasmani,akal dan roh yang ada dalam diri manusia tidak mungkin dapat dipisah-pisahkan.Roh,akal dan tubuh,ketiganya membentuk satu wujud yang utuh,yang disebut manusia,semuanya berinteraksi secara utuh.Islam mengikuti aliran fitrah yang ada dan meyakini bahwa ada saling keterikatan antara unsur-unsur tersebut.Dengan demikian maka islam tidak setuju adanya pemisahan salah satu unsur dari unsur yang lain atau menonjolkan satu unsur dengan menekan sama sekali unsur-unsur yang lain.
Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam
Peserta didik adalah setiap manusia yang sepanjang hidupnya selalu dalam perkembangan. Kaitannya dengan pendidikan adalah bahwa perkembangan peserta didik itu selalu menuju kedewasaan dimana semuanya itu terjadi karena adanya bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh pendidik. Bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh pendidik sangat dipengaruhi oleh pandangan pendidik itu sendiri terhadap peserta didik. Dalam hal ini anak ( peserta didik ) merupakan sarana dalam proses pendidikan.
Anak didik didalam mencari nilai-nilai hidup,harus dapat bimbingan sepenuhnya dari pendidik,karena menurut ajaran islam,saat anak dilahirkandalam keadaan lemah dan suci/fitrah sedangkan alam sekitarnya akan memberi corak warna terhadap nilai hidup atas pendidikan agama anak didik.
Dalam proses perkembangan manusia, islam memiliki konsep-konsep yang menjelaskan proses tersebut secara gamblang. Konsep-konsep tersebut antara lain:
1. Konsep fitrah dalam diri manusia.
Fitrah merupkan suatu ketetapan Tuhan bagi setiap makhluk-Nya. Tujuan dan jalan hidup manusia ditentukan oleh Allah SWT, hal ini disebut “ Hidayah Amah Ilahiyah “. Petunjuk yang ditentukan oleh Allah SWT tidak pernah menyesatkan dan keliru dalam menuntun makhluknya untuk menenpuh jalan perkembangannya. Dalam Al-Qur”an, secara fitrah manusia dijelaskan terdiri dari dua bagian:kulit dan isi. Bentuk fisik adalah kulit, sedangkan akal adalah isi. Akal yang dalam terjemahan Al-Qur’an disebut al-‘aql dalah potensi dan substansi dalam diri manusia yang dirinya berlangsung beberapa proses olah pikir, seperti berpikir, mengingat, mengambil iktibar dan sebagainya.
2. Konsep warisan dan Bi’ah ( lingkungan )
Konsep ini menerangkan bahwa keadan manusia saat ini merupakan pembwaan sejak lahir yang diperoleh dari orang tuanya.Selain faktor bawaan, perkembangan manusia juga sangat ditentukan oleh keadaan lingkungan.
Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan pendidikan islam tidak lain adalah tujuan yang merealisasi idealitas islami.Sedangkan idealitas islami itu sendiri adalah mengandung nilai perilaku manusia yang didasari atau dijiwai oleh iman dan takwa kepada Allah SWT sebagai sumber kekuasaan mutlak yang harus ditaati.Secara teoritis tujuan pendidikan terbagi menjadi :
a. Tujuan Normatif,suatu tujuan yang harus dicapai berdasarkan kaidah-kaidah yang mampu mengkristalisasikan nilai-nilai yang hendak diinternalisasikan.Tujuan ini mencakup :
1) Tujuan formatif yang bersifat memberikan dasar yang korektif
2) Tujuan selektif yang bersifat memberikan kemampuan untuk membedakan hal-hal yang benar dan yang salah
3) Tujuan determinatif yang bersifat memberikan kemampuan untuk mengarahkan diri terhadap sasaran yang sejalan dengan proses kependidikan
4) Tujuan integratif bersifat memberikan kemampuan untuk memadukan fungsi psikis
5) Tujuan aplikatif bersifat memberikan kemampuan untuk penerapan segala pengetahuan yang telah diperoleh kedalam pengalaman
b. Tujuan Fungsional,tujuan ini bersasaran pada kemampuan anak didik untuk memfungsikan daya kognitif,efektif dan psikomotordari hasil pendidika yang diperoleh sesuai yang ditetapkan.Tujuan ini meliputi:
1) Tujuan individual yang bersasaran pada pemberian kemampuan individual untuk mengamalkan nilai-nilai yang telah diinternalisasi kedalam pribadi berupa moral,intelektual dan skill
2) Tujuan sosial yang bersasaran pada pemberian kemampuan mengamalkan nilai-nilai kedalam kehidupan sosial,interpersonal,dan interaksional dengan orang lain
3) Tujuan moral yang bersasaran pada pemberian kemampuan untuk berprilaku sesuai denag tuntunan moral
4) Tujuan Profesional yang bersasaran pada pemberian kemampuan untuk mengamalkan keahliannya sesuai dengan kompetensi.
c. Tujuan Operasional
1) Tujuan umum atau tertinggi,bersasaran pada pencapaian kemampuan optimal yang menyeluruh sesuai idealistis yang diinginkan.
2) Tujuan intermediair,bersifat sementara untuk dijadikan sarana mencapai tujuan tertinggi.
3) Tujuan Insidental,bersasaran yang tidak direncanakan tetapi punya kaitan dengan pencapaian tujuan umum.
4) Tujuan Khusus,memberikan dan mengembangkan kemampuan atau skill khusus pada anak didik.
Dilihat dari filosofis,tujuan pendidikan diklasifikasikan menjadi :
a. Tujuan teoritis,pemberian kemampuan teoritis kepada anak didik
b. Tujuan praktis,mempunyai sasaran pada pemberian kemampuan praktis kepada anak didik.
Dengan kata lain pendidika islam secara filosofis beriontasi kepada nilai-nilai islami yang bersasaran pada tiga dimensi yaitu :
a. Menanamkan sikap hubungan yang seimbang dan selaras dengan Tuhannya
b. Membentuk sikap hubungan yang harmonis,selaras dan seimbang dengan masyarakat
c. Mengembangkan kemamouannya untuk menggali,mengelola,dan memanfaatkan kekayaan alam ciptaan Allah








BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai landasan pendidikan Islam, maka al-Qur’an memiliki kedudukan sebagai qat’ī al-dalālah.Sedangkan hadis, ada yang qat’ī al-dalālah dan ada yang zannī al-dalālah.Karena demikian halnya, maka yang harus dijadikan landasan pertama dan utama dalam pendidikan Islam adalah al-Qur’an, di mana di dalamnya banyak ditemukan ayat yang berkenaan dengan teori belajar-mengajar, dan teori belajar-mengajar itu sendiri merupakan esensi dari pendidikan.
Di samping teori belajar mengajar, ada pula teori nativisme, empirisme, dan konvergensi. Teori-teori ini erat kaitannya dengan teori belajar mengajar yang bersumber dari aliran-aliran klasik dan merupakan benang merah yang menghubungkan pemikiran-pemikiran pendidikan masa lalu, kini, dan mungkin yang akan datang. Aliran-aliran itu mewakili berbagai variasi pendapat tentang pendidikan, mulai dari yang paling pesimis sampai dengan yang paling optimis.Aliran yang paling pesimis memandang bahwa pendidikan kurang bermanfaat, bahkan mungkin merusak bakat yang telah dimiliki anak.Sedang sebaliknya, aliran yang sangat optimis memandang anak seakan-akan tanah liat yang dapat dibentuk sesuka hati.Banyak pemikiran yang berada di antara kedua kutub tersebut, yang dipandang sebagai variasi gagasan dan pemikiran dalam pendidikan.
Ketiga aliran pendidikan yang disebutkan di atas, juga memiliki keterkaitan erat dengan petunjuk al-Qur’an tentang masalah fitrah manusia.Karena itulah, maka dapat dirumuskan bahwa sangat penting untuk dibahas berbagai petunjuk al-Qur’an tentang teori belajar mengajar dan kaitannya dengan teori nativisme, teori empirisme, dan teori konvergensi.
Terdapat perbedaan pandangan tentang teori belajar dalam berbagai aliran-aliran pendidikan.Perbedaan-perbedaan itu, berpangkal pada berbedanya pandangan tentang perkembangan manusia yang banyak ditemukan pembahasannya dalam psikologi pendidikan.

Toleransi Muslim Terhadap Hari Raya Ummat Lain


Hutang itu darurat, Jangan Bergaya Dengan Yang Darurat

# Hutang itu darurat, Jangan Bergaya Dengan Yang Darurat

Saudaraku
Pernah membayangkan
Ada yang selfie bergaya makan bangkai
dengan alasan darurat?
.
Demikianlah berhutang
Hutang itu darurat
Jika tidak ada uang
Maka tidak paksa beli dengan hutang
Apalagi hutang dengan riba
.
Renungkanlah saudaraku,
Hidup qanaah apa adanya
Lebih tenang
Daripada hidup gaya
Berpura-pura kaya
Dengan hutang cicilan riba
.
Ingat saudaraku
Hidup itu mudah
Tetapi gengsi dan gaya
Membuatnya susah
.
Bergaya punya mobil
Tapi berhutang dengan cara riba
Jangan ikuti kebiasaan dan gaya hidup
Mereka yang hidup di atas hutang Riba
.
Solusinya adalah
Rajin bekerja dan menabung
Menahan diri dari berfoya-foya
Bergaul dengan teman-teman sederhana
Jauhi kawan yang hidup glamor mewah
Karena kawan bergaul itu
Sangat mempengaruhi gaya hidup
.
Semoga dijauhi berhutang dengan riba
Semoga qanaah dengan rezeki Allah saat ini
.
Amin yaa mujiibas saa-iliin
Perkenankanlah Wahai Engkau Yang Mengabulkan doa
.
http://muslimafiyah.com/hutang-dibawa-mati-yan


g-ditunaikan-oleh-allah.html
.
Penyusun: Ustadz Raehanul Bahraen
.
.
#dakwahtauhid #dakwah #tauhid #utang ##hutang

Kamis, 23 Maret 2017

Ulumul Qur'an makiyyah dan madaniyah


       MAKKIYYAH-MADANIYYAH 
    MAKALAH
Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Ulumul Qur’an
Dosen pengampu : Muh.Parhan Mubarok, M. Ag




                                                                     Disusun oleh
                                                                     Kelompok 3 :
                                                         Riki subagja
                                                         Rizky waluya
                                                         Desti Zahira Silmi Hapija

  


                             
         


PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SILIWANGI
BANDUNG
2016



PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Mempelajari Al-Qur’an merupakan hal wajib bagi umat Islam. Dalam kita mempelajari tentang Al-Qur’an tentu tidak akan terlepas dari mempelajari sejarah ilmu Al-Qur’an itu sendiri. Pengetahuan tentang sejarah ilmu Al-Quran tentu juga akan mencakup pembahasan mengenai tahap-tahap Al-Qur’an itu diturunkan. Dalam kita mempelajari tentang tahap-tahap Al-Qur’an diturunkan, tentu akan membuat kita mengenal istilah “makiyyah” dan “madaniyyah”.
Istilah makkiyah dan madaniyah dalam Ulumul Qur’an menjadi penting untuk kita pelajari. Karena dengan mengetahui tentang makkiyah dan madaniyah dalam Ulumul Qur’an, maka secara tidak langsung kita dapat memperdalam ilmu tentang Al-Qur’an khusunya pada tahapan-tahapan Al-Qur’an diturunkan.
Oleh sebab itu, pada pembahasan makalah ini, kita akan membahas tentang makkiyah dan madaniyah, mulai dari pengertian hingga manfaat yang kita dapatkan bila kita memahami lebih jauh tentang makkiyah dan madaniyah.













PEMBAHASAN

A.    Pengertian Makkiyah dan Madaniyah
   Al-Qur’an adalah kitab suci agama islam sebagai pedoman hidup manusia khusunya umat beragama islam itu sendiri . Al qur’an yang diturunkan secara berangsur angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari itu terdiri atas 114 surat . Dari jumlah surat berikut dengat ayat ayatnya , ada yang diturunkan kepada rasulullah Saw , Saat beliau ada di Makkah dan Madinah . Dari sinilah kemudian muncul istilah surat-surat Makiyyah dan Madaniyah .
1.      Pengertian Makkiyah
      Makkiyah artinya adalah keseluruhan surat-surat dalam Al-Qur’an yang diturunkan di Kota Makkah.Yakni pada masa Nabi Muhammad SAW bermukim di Makkah, yaitu selama 12 tahun 5 bulan 13 hari, dari 17 Ramadhan tahun 41 dari milad hingga Rabi’ul Awal tahun 54 dari Milad Nabi Muhammad SAW.
2.      Pengertian Madaniyyah
      Madaniyah artinya semua surat-surat dalam Al-Qur’an  yang diturunkan di Kota Madinah. Surat-surat yang masuk ke dalam surat Madaniyah adalah surat-surat yang turun ketikaNabi Muhammad SAW sudah melakukan hijrah dari Makkah ke Madinah, yaitu selama 9 tahun 9 bulan 9 hari, dari permulaan Rabi’ul Awal tahun 54 dari milad Nabi Muhammad SAW sampai 9 Dzulhijjah tahun 63 dari milad Nabi atau tahun 10 Hiiriyah.

Terminologi Makiyyah dan Madaniyah
Ada perbedaan pendapat diantara para ulama ahli tafsir mengenai pemaknaan istilah Makiyyah dan Madaniah . 4 pendapat penting diantaranya ialah :


  1. Makiyyah adalah ayat ayat yang turun sebelum rasulullah hijrah ke madinah ,    kendatipun tidak turun di makkah, sedangkan Madaniyah adalah ayat ayat yang turun setelah rasulullah hijrah ke madinah , kendatipun tidak turun di madinah . Ayat ayat yang turun setelah hijrah rasulullah disebut madaniyyah walaupun turunnya di makkah atau arafah . Dengan demikian , sutar an-nisa ayat 58 termasuk katagori madaniyah kendatipun turun di makkah , yaitu ketika peristiwa terbukanya makkah ( fath makkah). Begitu pula , surat al maidah ayat 3 termasuk kategori madaniyah kendatipun tidak turun di madinah , karena ayat itu turun ketika haji wada .
  2. Makiyyah adalah ayat-ayat yang turun di Makkah baik sebelum atau setelah hijrah rasulullah Saw , juga yang turun di sekitarnya seperti misalnya pada saat Nabi Saw menerima wahyu di Mina , Arafah maupun di Hudabiyyah ; sedangkan Madaniyah adalah ayat ayat yang turun di Madinah dan sekitarnya seperti yang turun di B adar dan Uhud . Namun demikian , pendapat pertama ini cendrung terbantahkan oleh satu alasan bahwa pengertian ini tidak mencakup ayat ayat yang turun di luar jauh makkah dan madinah . Umpamanya surat  al Taubah ayat 43 di Tabuk dan di Bayt al-maqdis saat saw isra ,  dan surat al Zuhruf ayat 45 diturunkan di tengah perjalanan antara makkah dan madinah.
  3.  Makiyyah adalah ayat ayat penduduk Makkah , sedangkan Madaniyah adalah ayat ayat penduduk Madinah . Alasan ini didukung dengan adanya alasan bahwa ayat ayat Al qur’an yang dimulai dari lafazh “Ya Ayyuha an-Nas” adalah Makiyyah , sedangkan yang dimulai dengan “Ya Ayyuha al-Ladzina Amanu” adalah Madaniyah . Alasan ini di perkuat karena penduduk Makkah terdahulu yang mempunyai karakter jahiliyah ,sehingga dipanggil “Wahai Manusia” , sedangkan penduduk Madinah umumnya beriman dan orang lain dinisbatkan kepadanya sehingga di panggil “Wahai orang orang yang beriman” . Menurut pendapat ini , ayat yng dimulai dengan “ Ya Bani Adama” termasuk makiyyah . Namun demikian, pendapat ini juga terbantahkan karena memiliki banyak kelemahan. Di antaranya :
1) ada ayat lain yang tidak dimulai dengat ayat kedua lafazh itu seperti “YaAyyuha al Munafiqun” atau “idzha ja’aka al-Munafiqun” .
2) Ada ayat madaniyyah yang dimulai dengan “Ya Ayyuha an-Nas” seperti surat an-nisa yang madaniyah diawali dengan “Ya Ayuha an-nas itaqu rabbakum” juga surat Al Baqarah “Ya Ayyuha an-Nas i’budu Rabbakum” .
  1. Pendapat yang masyur di kalangan ulama bahwa makiyyah adalah ayat ayat yang turun sebelum hijrah nabi Saw ke madinah meskipun turunnya di luar makkah , sedangkan madaniyah adalah ayat ayat yang turun setelah nabi saw hijrah meski turunnya di luar madinah ataupun di makkah . Pendapat ini tidak terbantahkan dan diakui kebenarannya oleh para ulama .
Menurut pendapat ini , maka ayat seperti “al yawma akmaltu lakum “ yang turun di makkah saat haji wada termasuk madaniyah dan ini di sepakati para ahli tafsir . (Al-Zarqani, 1998)
Meskipun pendapat terakhir ini di pandang paling sahih tapi secara objektif ketiga pendapat ini mengandung unsur yang sama yaitu masa, lokasi dan sasaran ayat atau surat yang di turunkan .
Ayat dan surat makiyyah dan madaniyah
Pada umumnya , para ulama membagi surat surat al qur’an menjadi dua bagiaan yaitu makiyyah dan madaniyah . Sebagian ulama mengatakan bahwa surat makiyyah ada 94 surat , sedangkan madaniyah 20 surat. Pendapat yang di pakai mushaf utsmani jumlah surat makiyyah 94 surat sedangkan madaniyah 28 surat. Yang paling mendekati surat makiyyah 82 surat , surat madaniyah 20 surat , surat yang di perselisihkan 12 surat .

Di karenakan adanya sebagian surat yang seluruhnya ayat ayat makiyyah dan madaniyyah dan ada sebagian surat yang tergolong makiyyah atau madaniyah, tetapi didalamnya berisi sedikit ayat diantara salah satunya .

Surat- surat Al Qur’an terbagi menjadi 4 macam :
1) Surat surat makiyyah murni yaitu surat surat makiyyaah yang status ayatnya semuanya    makiyyaah , tidak ada madaniyah contohnya surat al mudatsir , al qiyamah , dan sebagainya .
2) Surat surat madaniyah murni yaitu surat surat madaniyah yang status ayatnya semuanya madaniyah , tidak ada makiyyah contohnya surat al imran , al nisa , dan sebagainya .
   3) Surat-surat Makkiyah yang berisi ayat Madaniyah, yaitu surat-surat yang sebetulnya kebanyakan ayat-ayatnya adalah Makkiyah, sehingga berstatus Makkiyah, tetapi di dalamnya ada sedikit ayatnya yang berstatus Madaniyah. Contohnya surat al-A’râf yang hampir keseluruhannyaMakkiyah, kecuali ayat 163-171 termasuk Madaniyah.

 4) Surat-surat Madaniyah yang berisi ayat Makkiyah, yaitu surat-surat yang sebetulnya kebnyakan ayat-ayatnya adalah Madaniyah, sehingga berstatus Madaniyah, tetapi di dalamnya ada sedikit ayatnya yang berstatus Makkiyah. Contohnya surat al-Hajj yang hampir keseluruhannyaMadaniyah, kecuali ayat 51- 55 termasuk Makkiyah.

Adapun surat-surat Madaniyah ada dua puluh delapan surat, yaitu :
1.       Al-Baqorah           11.  Al hujrat
   2.      Ali Imran             12.  Al hadid
   3.      An-Nisa              13.  Al Mujadalah
   4.      Al-Maidah            14.  Al hasyr
   5.      Al-Anfal              15.  Al mumtahanah
   6.      At-Taubah            16.  Al jumuah
   7.      An nur               17.  Al Al munafiqun
   8.      Al ahzab              18.  At talaq
   9.      Muhammad           19.  At tahrim
  10.    Al fath                20.  An nasr

   Surat yang di perselisihkan , yaitu :
   1.   Al fatihah             7.   Al qadar
   2.   Ar rad                8.   Al bayyinah
   3.   Ar rahman            9.   Az zalzalah
   4.   As shaff              10.   Al ikhlas
   5.   At tagabun           11.   Al falaq
   6.   At tatfif              12.   An naas


Kemudian, selain surat-surat yang telah disebutkan di atas termasuk ke dalam kategori surat Makkiyah yang semuanya berjumlah delapan puluh dua surat.

Ciri ciri khas surat Makkiyah dan Madaniyah

1. Makkiyah

Setiap surat yang mengandung ayat “sajdah” maka disebut kategoriMakiyyah. (Al-A’raf : 206, A-Nahl : 149, An-Nahl : 50, Al-Isra’ : 107,
Al-Isra’ : 108, Al-isra’ : 109, Maryam : 85, Al-Furqan : 60.)
2) setiap surat yang memuat kata “kalla”.(Al-Humazah : 4)
3) setiap surat yang mengandung kata “ ya ayyuha nas “. (Yunus : 57)
4) setiap surat yang memuat kisah nabi dan umat terdahulu , kecuali surat al
Baqarah. (surat Al-A’raaf : kisah Nabi Adam dengan iblis, kisah Nabi Nuh
dan kaumnya, kisah Nabi Shalih dan kaumnya, kisah Nabi Syu’aib dan
kaumnya, kisah Nabi Musa dan Firaun).
5) setiap surat yang dimulai dengan huruf hijaiyah seperi Aif Lam Mim ,Ha
Mim , Nun selain surat al Baqarah dan Al imran.
6) ayat ayat makiyyah cendrung memiliki gaya bahasa dan penyampaian yang
Keras.
7)sebagian besar ayat ayat makiyyah memiliki susunan kata yang ringkas
dengan argumen yang kuat (i’jaz).
8) surat makiyyah berisi tentang ajakan kepada tauhid , beribadah kepada
Allah Swt , memuat kiamat , surga dan neraka menghadapi orang musrik.
9) setiap surat yang mengandung kisah adam dan iblis kecuali surat al
Baqarah. Contohnya dalam surat Al-A’raf : 11 yang artinya : “sesungguhnya
kami telah menciptakan kamu (adam), lalu kami bentuk tubuhmu,
kemudian kami katakana kepada malaikat : bersujudlah kamu kepada
adam. Maka merekapun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka
yang bersujud.
10) surat makiyyah berisi peletakan dasar dasar umum bagi perundang
undangan dan akhlak mulia yang menjadi dasar terbentuknya suatu
masyarakat .
11)Banyak terdapat lafadz sumpah. (surat Al-Anbiyaa’ : 57)


2. Madaniyyah

1) menjelaskan tentang permasalahan ibadah , muamalah , hudud ,
membangun rumah tangga , warisan , keutamaan jihad , kehidupan sosial
persoalan persoalan pembentukan hukum syara’ (QS. Al-Ahzab ) tentang
perang ahzab / khandaq).
2) setiap surat yang berisi kewajiban atau had (sanksi) adalah madaniyah
3) Di dalamnya tersebut tentang orang-orang munafik (surat An-Nur ayat
47-53 tentang perbedaan sikap orang-orang munafik dengan sikap
orang-orang muslim dalam bertakhim kepada Rasul).
4) Menjelaskan keterangan-keterangan dan dalil-dalil yang menunjukkan
kepada hakikat-hakikat keagamaan.
5) Dalam surat madaniyyah terdapat ayat “Ya Ayyuha Ladzina Amanu”
6) suratnya panjang panjang , sebagian ayatnya pun panjang panjang serta
Jelas menerangkan hukum dengan mempergunakan uslub yang terang .
7) Di dalamnya didebat para ahli kitab dan mereka diajak tidak
berlebih-lebihan dalam beragama, seperti terdapat dalam surat
Al-Baqarah, An-Nisa’, Ali Imran, At-Taubah dan lain-lain.

Fungsi Memahami Ilmu Makkiyah dan Madaniyah
An-Naisaburi dalam kitabnya At-Tanbih ‘ala Fadhl Ulum Al Qur’an
memandang subjek makkiyah dan madaniyyah sebagai ilmu Al Qur’an
yang paling utama. Sementara itu , Manna’ Al-Qaththan mencoba lebih
jauh lagi dalam mendeskripsikan urgensi mengetahui makkiyah dan
madaniyyah sebagai berikut.


1.      Membantu dalam menafsirkan Al-qur’an
Pengetahuan tentang peristiwa-peristiwa di seputar turunnya Al-Qur’an
tentu sangat membantu dalam memahami dan menafsirkan ayat-ayat
Al-Quran, kendatipun ada teori yang mengatakan bahwa yang harus
menjadi patokan adalah keumuman redaksi ayat dan bukan kehususan
sebabin. Dengan mengetahui kronologis Al-Quran pula, seorang
mufassir dapat memecahkan makna kontradiktif dalam dua ayat yang
berbeda, yaitu dengan pemecahan konsep nasikh-mansukh yang hanya
bisa diketahui melalui kronologi Al-Quran.

2.      Pedoman bagi langkah-langkah dakwah
Setiap kondisi tentu saja memerlukan ungkapan-ungkapan yang
relevan. Ungkapan-ungkapan dan intonasi berbeda yang digunakan
ayat-ayat makkiyah dan ayat-ayat madaniyyah memberikan informasi
metodologi bagi cara-cara menyampaikan dakwah agar relevan dengan
orang yang diserunya. Oleh karena itu, dakwah Islam berhasil
mengetuk hati dan menyembuhkan segala penyakit rohani orang-orang
yang diserunya.

3.      Memberi informasi tentang sirah kenabian
Penahapan turunnya wahyu seiring dengan perjalanan dakwah nabi,
baik di mekah atau di madinah, dimulai sejak diturunkannya wahyu
pertama sampai diturunkannya wahyu terakhir. Al-Quran adalah
rujukan otentik bagi perjalanan dakwah nabi itu. Informasinya tidak
bisa diragukan lagi.
Mengetahui sejarah hidup nabi melalui ayat-ayat Al-Quran,

sebab turunnya wahyu kepada Rasulullah sejalan dengan sejarah
dakwah dan segala peristiwa yang menyertainya, baik pada periode
Makkah  maupun periode madinah, sejak turun iqra’ sampai ayat
yang terakhir diturunkan.
















PENUTUP
Kesimpulan
           Dari pembahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa Makkiyah adalah keseluruhan surat-surat dalam Al-Qur’an yang diturunkan di Kota Makkah, yakni pada masa Nabi Muhammad SAW bermukim di Makkah, yaitu selama 12 tahun 5 bulan 13 hari, dari 17 Ramadhantahun 41 dari milad hingga Rabi’ul Awal tahun 54 dari Milad Nabi Muhammad SAW.
           Sementara Madaniyah adalah semua surat-surat dalam Al-Qur’an  yang diturunkan di Kota Madinah. Surat-surat yang masuk ke dalam surat Madaniyah adalah surat-surat yang turun ketika Nabi Muhammad SAW sudah melakukan hijrah dari Makkah ke Madinah, yaitu selama 9 tahun 9 bulan 9 hari, dari permulaan Rabi’ul Awal tahun 54 dari milad Nabi Muhammad SAW sampai 9 Dzulhijjah tahun 63 dari milad Nabi atau tahun 10 Hiiriyah.
      Pendapat ulama mengenai makiyyah dan madaniyah terdiri atas 4 unsur yaitu
1.         Masa turun                  (zaman an-nuzul)
2.         Tempat turun               (makan an-nuzul)
3.         Objek pembicaraan     (mukhathab)
4.         Tema pemmbicaraan   (maudu’)
    Dan juga terdapat ciri ciri makiyyah dan madaniyah yang dapat membatu membedakan ayat ayat dan surat surat tersebut .
                 Banyak manfaat bila kita mengetahui ayat makkiyah dan madaniyah. Di antaranya kita dapat membedakan mana ayat Nasikh dan ayat Mansukh, mengetahui pensyairatkan hukum dan penurunan Al-Qur’an secara berangsur-angsur, mempermudah dalam menafsirkan Al-Qur’an dan memahami pengertiannya, serta mempermudah dalam menghayati ayat-ayat Al-Qur’an dan menirunya dalam menyampaikan dakwah.



                   DAFTAR PUSTAKA

Saifullah dkk ., Ulumul Qur’an , Ponorogo: Prodial Pratama Sejati (PPS) ,2004.

Anwar, Rosihon, Ulumul Qur’an , Bandung: Pustaka Setia , 2009.

Anwar , Rusydie, Ulumul Qur’an , Yogyakarta: IRCiSoD , 2015.

Az-Zarqani , Muhammad ‘abd i-Adhim, Manahilul irfan fi ulum al Qur’an ,
        Jilid 1 Beirut: Dar al -Fikr , 1988 .

Ash-shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi, Ilmu Ilmu Al Qur’an
        (‘Ulum Al Qur’an) , Semarang: Pustaka Rizky Putra , 2009  .

Al Qhattan , Manna Khalil , Mabahis fi ulumil Qur’an , di terjemah oleh Mudzakir AS , Studi Ilmu Ilmu Al Qur’an , Bogor: Pustaka litera
        AntarNusa , 2013 .

http//www.jihadad.blogspot.com/p/mengenal-surat-makkiyah-dan.html.Diakses
pada tanggal 16-10-2015 pada pukul 20:30.